This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 26 Januari 2015

Cepu, kota dimana menggali air bersih lebih sulit daripada menggali minyak

Kali ini perusahaan menugaskan saya untuk meng”upgrade” system salah satu device yang saat ini dipakai di salah satu perusahaan perbankan yang cukup terkemuka di Indonesia . sebenarnya saya tidak ada jadwal untuk berangkat ke Cepu karena pekerjaan hari ini hanya untuk kota Blora saja. tapi setelah bermusyawarah mufakat dengan rekan saya, kami putuskan untuk tetap melanjutkan pekerjaan ke Cepu mengingat terlalu jauh jika kita harus pulang ke Semarang dahulu lalu berangkat lagi ke Cepu keesokan harinya.
Perjalanan saya awali dengan berangkat agak pagi sekitar pukul 06.30 (jam segini masih terlalu pagi buat saya he.he.he) bersama rekan saya mengendarai motor bebek ber-CC menengah. Pagi itu suasana sudah mulai tampak ramai oleh orang-orang yang pergi ke pasar atau pergi bekerja. Jarak tempuh yang kami lalui cukup panjang, sekitar 160 Km jarak Semarang-Cepu. Rute melalui Semarang-Mranggen-Gubug-Tegowanu-Kebon Agung-Mrapen-Godong-Penawangan-Purwodadi-Wirosari-Kunduran-Ngawen-Blora- Cepu. Yups itu adalah rute keberangkatan kami karena perjalanan pulang kita tidak melewati Blora jadi dari Cepu kita ke Randublatung-Sulur-Kuwu. Memasuki Cepu saya disambut dengan pipa-pipa minyak milik pertamina dan bau menyengat khas minyak mentah. Melewati tengah-tengah hutan jati milik Perhutani dan sayup-sayup terlihat dari jauh kilang minyak milik Pertamina. Diperjalanan inilah banyak saya temui hal-hal yang membuat saya merasa asing salah satunya ketika saya makan siang di warung Masakan Padang di  Pasar Cepu. Disana saya sangat sering bertemu dengan orang-orang dari luar Cepu, dari logat bahasa yang mereka ucapkan dan seragam yang mereka pakai saya yakin kalau mereka adalah pendatang yang bekerja di kilang-kilang milik Pertamina atau perusahaan minyak yang lain yang beroperasi di Cepu. Beberapa saya lihat ekspatriat yang fasih berbahasa Indonesia. Setelah makan saya melanjutkan perjalanan dan menyelesaiakan perkejaan saya. Saya sempat mengrobrol dengan salah satu pimpinan di Bank yang devicenya saya kerjakan. Kebanyakan tenaga ahli untuk perminyakan mereka datangkan dari luar Cepu. Lho ..... lha terus pribumi cepu dapat apa...?
Masa dari mereka tidak ada yang menembus barisan ketat pekerja ahli perminyakan. Sebegitukah..? Warga Cepu juga berhak mendapatkan minyak dari tanahnya.. Bahkan saya pernah mendengar cerita bahwa harga tanah dapat berlipat 100x lipat apabila di dalam tanahnya terdapat sumber minyak. Ada juga warga yang ingin menggali sumur untuk mendapatkan air bersih tetap malah mendapatkan minyak padahal masih di kedalaman sekitar 20m. Warga Cepu menambang minyaknya masih dengan cara tradisional dimana kilang-kilang minyak dikelola secara swadaya oleh masyarakat secara bergantian. karena keterbatasan peralatan mereka hanya mampu memproduksi solar dan minyak tanah dimana harga yang mereka tetapkan mengikuti harga dari pemerintah. Setelah itu mereka lantas menjualnya ke pengepul.

Waktu menunjukkan pukul 17.00 ketika saya baru saja menyelesaiakan pekerjaan saya di Randublatung. Untuk pekerjaan yang disini memang agak diluar prediksi karena ada beberapa hal teknis yang bermasalah, jadi jadwal pulang kami agak molor.
Ok... mengendarai motor dengan kecepatan tak pernah lebih dari 40 km/jam (jalan banyak berlubang) melawati desa-desa yang belum pernah saya lewati sebelumnya membuat perjalana sejauh 32 km terasa begitu lama.
Lepas adzan Maghrib kami baru mencapai Kuwu, yups... hore... desa Kuwu, disitulah terdapat salah satu tempat wisata alam Bleduk Kuwu. tak perlu saya jelaskan ya.. sudah banyak artikel yang membahasnya, sayangnya sudah terlampau gelap untuk mampir dan menyempatkan foto. Tapi tak apalah yang penting saya sudah tahu jalan dan seperti apa tho Bleduk Kuwu itu.
Perjalanan pulang cukup menguras konsentrasi, saya mendapat jatah untuk pegang kendali motor dan lampu motor saya tidak terlampau terang sehingga kalah apabila ada kendaraan dari araha yang berlawanan mempunyai nyala lampu yang lebih terang, jadi terasa silau. Saya harus lebih ekstra hati-hati.
Sampai Semarang jam menunjukkan pukul 21.30. wow..... setelah 4 jam berkendara badan mulai terasa pegal-pegal dan saya memutuskan langsung istirahat karena keesokan harinya saya harus berangkat kerja lagi.
Ini adalah perjalanan pertama saya ke Cepu dengan cerita-cerita yang tak pernah saya duga sebelumnya...



luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com